Nilai Humanisme
Tidak sulit kita temui pada jam-jam istirahat kantor di kota-kota besar,sebut saja salah satunya Jakarta, bagaimana karyawan profesional pria pun wanita berpakaian necis bergerumbul untuk makan siang di warung-warung kecil yang tumbuh di gang-gang sempit terhimpit gedung pencakar langit, warteg, istilah umum di kota Jakarta. Seorang kawan saya berkelekar : "kalau Restoran moderen, atau pasar moderen supermarket, pun minimarket, mendulang omzet tinggi pada tanggal-tanggal muda atau awal gajian, Warteg justru sebaliknya. Hukum ekonomi di warteg berbeda dari kelaziman, karena omzet terbesar selama satu bulan justru saat tanggal-tanggal tua," kami tertawa berbarengan. Esensi warung rakyat dengan Restoran modern sudah sangat berbeda, hal itu bisa tergambar dari paparan serta joke di atas jika kita kaitkan dengan pola belanja masyarakat moderen kita. Di era moderen ini tentu akan sulit bagi warung tradisional untuk bersaing dengan Restoran modern, selain karena pengelol