1. Pak Soeharto sudah membangun 999 masjid di Indonesia ... Dan Saya hidup remaja di era pak harto, tidak ada ribut politisasi masjid dsb, semua rukun, kerukunan umat beragama terjaga kala itu . #rindupakHarto#PakHartoDiHatipic.twitter.com/m9ksTOpOus
2. Ibu tien berkebayak, berkonde, tetapi tidak pernah membanding bandingkan dengan jubah pakaian muslim dsb nya, kehidupan beragama dalam harmonisasi yang seimbang, antar agama dengan budaya #RinduPakHarto#pakHartodiHatipic.twitter.com/5wXWunm0JH
3. Sepeker masjid dan suara adzan tidak masuk dalam ranah komoditi isu politik, damai, saya pun menikmati alunan adzan, tidak ada yang perlu di bahas , telinga, pendengaran sudah begitu akrab dengan itu semua, berbeda tapi harmonis. #RinduPakHarto#PakHartoDiHati
4. Adzan pengingat orang untuk pulang ,dari sawah, rehat, begitu juga bagi profesi lainya, jam makan siang dan istirahat saya, adzanlah yg meng ingatkan kita .. tak perduli apa agamamu. #PakHartoDiHati#RinduPakHarto
5. Lalu apa yang harus di masalahkan dan dibandingkan, hanya akan memecah kerukunan antar beragama saja. Saya pencinta budaya Jawa, saya katolik , tetapi saya juga menikmati alunan adzan dan merasakan manfatnya.
#RinduPakHarto#PakHartoDiHati
6. Tidak ada yang perlu di Banding-bandingkan ,semua baik, semua Indah, semua cantik. Mari kembali kepada ke Indonesiaan yang sesungguhnya, menghargai perbedaan dengan tidak membanding-bandingkan. #RinduPakHarto#PakHartoDiHati
7. Membandingkan sesuatu yang jelas berbeda dasar dan kegunaannya hanya akan memperlebar jurang, menimbulkan ketersinggungan, bukankah sejatinya agama apapun itu bertujuan untuk menjaga hati, menjaga prilaku kita.
#RinduPakHarto#PakHartoDiHati
8. Kecantikan itu tidak sebatas apa yang ditampilkan, kecantikan itu dari hati, menjaga Keindahan itu tidak hanya dari suara alunan, keindahan itu baru bisa kita rasakan jika hati jauh dari kedengkian, kesirikan #RinduPakHarto#PakHartoDiHatipic.twitter.com/1dfbJ1rkGe
9. Hati yang lusuh lah yang sesungguhnya menjadi sebab ketidak mampuan melihat keindahan dan kecantikan. Mempertajam cara pandang dengan ego menganggap hanya dirinya saja lah yang paling Indah paling cantik ,paling benar. #RinduPakHarto#PakHartoDiHatipic.twitter.com/mtWHh04R22
10. Budaya luhur kita tak untuk di banding2 kan , keanggunan tidak hanya karena sanggul, Kecantikan itu dari hati si pemakai sanggul. Kidung tak akan Indah, jika yang melantunkan tidak memiliki hati besar dan jernih.
Salam damai.
#ToleransiAdalahKeindonesian#PakHartoDiHatipic.twitter.com/qmxymVOQWT
Jelas sekali akhir akhir ini banyak orang mulai melupakan makna dari ke Indonesiaan ...
Kita sibuk dengan ke egoisan hati kita sehingga lupa .. dan tak sadar mana nilai nilai yang benar dan yg salah ..
Kita sampai tak bisa membedakan ...
#PakHartoDiHatipic.twitter.com/od1BkRDX6u
Di desa ini total penduduk 75% adalah transmigran, nyata sekali mereka rindu sosok seperti pak @HMSoeharto1921 sebuah desa rapih kanan kiri banyak umbul umbul serta setiap gapura rapi di cat .. nyata mereka hidup sudah baik. #merayapisumsel#PakHartoDiHati selalu pic.twitter.com/KBiPIZ2zOi
Pembangunan kala itu tak hanya fisik saja yg di bangun ,, namun justru non fisik yg di persiap kan lebih dulu .. supaya pembangunan fisik bisa berjalan sesuai dengan rencana ..
#PakHartoDihatipic.twitter.com/4Ol6bOt6aq
Pembangunan kala itu tak hanya fisik saja yg di bangun ,, namun justru non fisik yg di persiap kan lebih dulu .. supaya pembangunan fisik bisa berjalan sesuai dengan rencana ..
#PakHartoDihatipic.twitter.com/4Ol6bOt6aq
#PakHartoDihati Ya itulah yg terjadi, alam seakan ikut gembira kala itu. Swasembada pangan terwujud. Sekarang kerinduan itu mengalir dalam darah mbak @TitiekSoeharto yg sangat peduli dg pertanian dan lingkungan pic.twitter.com/JiBi2LgNU3
Kerinduan makin membara di hati, berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Para transmigrasi program pak harto saat ini hidup sangat berkecukupan untuk keluarga mereka #PakHartoDiHati@TitiekSoeharto@IPCenter_17pic.twitter.com/VBrdROIGmN
#merayapisumsel jumpa dng warga c1 dari desa Cinta Damai sudah tinggal 38 tahun di bumi Sriwijaya .. bercerita suka duka mereka bertani sawit dan karet banyak terimakasih pada eyang @HMSoeharto1921 keluar dari bibir mereka .... #PakHartoDiHati
pahlawan di hati mereka semua pic.twitter.com/DkJLCWgE6Y
Yang masih tersisa dalam perjalanan ku #merayapisumsel
Semakin membuka mata saya tentang perjuangan pak Soeharto ..
#PakHartoDiHati .. dan pahlawan di hati mereka .
Disinilah saya tidak merasakan tidak sedang di Sumatra pic.twitter.com/5r1z1gAqeJ
Seminggu menyusuri belantara sumsel, di desa2 transmigrasi. Di desa itu telah menjadi ladang uang, sawit yg ditanam oleh pak Harto kini meranum. Anak2 mereka kuliah di jawa, hidup mapan di kota. Pak Harto pahlawan bagi mereka. #PakHartoDiHati@TitiekSoeharto@IPCenter_17pic.twitter.com/NVSnaBY1OM
Bunga Rondo Semoyo / Rondo Noleh / Kipahit By : @excel_dee Tanaman dengan nama ilmiah "Tithonia diversifolia " Merupakan tumbuhan asli Meksiko & Amerika Tengah Habitat:perdu,tinggi lebih kurang 5m.Batang tegak,bulat,berkayu, hijau.Daun tunggal,berseling, panjang 26 - 32cm,lebar 15-25 cm ,ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip,hijau. Bunga majemuk diujung ranting, tangkai bulat,kelopak bentuk tabung,berbulu halus,hijau,mahkota lepas,berbentuk pita halus,kuning, benang sari bulat,kuning,putik melengkung kuning. Buah kotak,bulat,masih muda hijau,Setelah tua cokelat.Biji bulat,keras,cokelat.Akar tunggang,putih kotor. Kandungan kimia: daun,kulit batang & akar mengandung saponin, polifenol,& plavonoida. Tanaman ini jg mengandung bahan insektisida & nematisida. Khasiat lain: tanaman ini berguna utk obat luka / luka lebam. Tanaman ini jg digunakan utk menurunkan gula darah. Cara membuat POC Kipahit 1.1karung / 25kg tanaman k
Beragam ekspresi ditunjukkan para Kartini masa kini untuk memperingati hari lahir pelopor kebangkitan perempuan Indonesia itu. Gaya berbeda juga ditampilkan wanita-wanita cantik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Sumatera Selatan dengan melakukan apel pagi rutin dengan berkebaya putih dan kain batik sesuai Surat Edaran Gubernur 018/SE/Diskominfo/2018 tentang Pemakaian Pakaian Nasional serta pelaksana apel pagi ini didominasi wanita. Apel pagi dilaksanakan di halaman Kantor Diskominfo Prov.Sumsel yang dipimpin langsung Plt.Kadis Komifo, Dr.Inanda Karina Astari Fatma S.Si., M.Si Sebagai Pembina Apel, Senin (23/04/2018). Dalam arahannya Inanda menyampaikan hari ini seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Kerja di lingkungan Pemprov Sumatera Selatan diamatkan oleh Gubernur untuk menggunakan pakaian kebaya dan kain batik dalam rangka memperingati nilai-nilai perjuangan dari salah satu pahlawan terbaik di Indonesia yaitu Raden Ajeng Kartini. Har
Komentar
Posting Komentar